Profil Perilaku dan Pribadi Remaja

Profil Perilaku dan Pribadi Remaja


Kita dapat rangkumkan secara umum profil karakteristik perilaku dan pribadi yang merupakan transisi mulai dari awal sampai berakhirnya masa remaja, sebagai berikut:

Remaja Awal
Remaja Akhir
1. fisik dan perilaku psikomotorik
Ø  Laju perkembangan secara umum sangat pesat;
Ø  proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering berkurang seimbang (termasuk otot dan tulang belakang);
Ø  munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic region,otot mengembang pada bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan polusi psda pria pertama kali);
Ø  gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasi; aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya.
1. fisik dan perilaku psikomotorik
Ø  laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat;
Ø  proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa;
Ø  siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang-orang yang sudah dewasa;
Ø  gerak-geriknya mulai mantap;
Ø  jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
2. Bahasa dan perilaku kognitif
Ø  Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan bahasa asing,
Ø  menggemari literature yang bernafaskan dan mengandung segi erotic, fantastic, dan estetik;
Ø  pengamatan dan tanggapannya masih bersifat realism kritis;
Ø  proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) dalam termyang bersifat abstrak (meskipun relative terbatas);
Ø  kecakapan dasar intelektual umumnya (general intelligence) menjalani laju perkembangan yang terpesat (terutama bagi yang belajar di sekolah);
Ø  kecakapan dasar khusus (bakat-bakat) atau aptitudes mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan secara lebih jelas.
2. Bahasa dan perilaku kognitif
Ø  lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya;
Ø  menggemari literature yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis religious;
Ø  lebih bersifat rasionalisme idealis;
Ø  sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif,
Ø  tercapainya titik puncak kedewasaan (intelektual umum, yang kemudian mungkin ada pertambahan yang sangat terbatas bagi yang terus bersekolah) bahkan menjadi mapan yang suatu saat (usia 50-60) menjalani deklinasi;
Ø  kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya.
3. Perilaku social, moralitas, dan religious
Ø  diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer;
Ø  adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi;
Ø  adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya;
Ø  dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau system nilai etis dengan kenyataan dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya (orang dewasa);
Ø  mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya,
Ø  mengenal eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptic;
Ø  penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya;
Ø  masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya.
3. Perilaku social, moralitas, dan religius
Ø  bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat);
Ø  kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat, dan sebagainya;
Ø  sudah dapat memisahkan antara system nilai-nilai atas kaidah-kaidah normative yang universaldari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atas kesalahan;
Ø  sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau system nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya;
Ø  mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya;
Ø  eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut system kepercayaan atau agama yang dianutnya;
Ø  penghayatan dan pelaksanaan hidup keadaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati-nuraninya sendiri yang tulus ikhlas;
Ø  mulai menemukan pegangan hidupnya yang definitive.
4. Perilaku afektif, konatif, dan kepribadian
Ø  Lima kebutuhan dasar (fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan, perwujudan diri) mulai menunjukkan arah kecenderungan-kecenderungannya;
Ø  reajsi-reaksi dan ekspresi emosinya masih labil dan belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira, atau kesedihannya mungkin masih dapat berubah-ubah silih berganti, dalam tempo cepat;
Ø  kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis,ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religious), meskipun masih dalam taraf eksploratif dan mencoba-coba
Ø  merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi kritis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannya.
4. Perilaku afektif, konatif, dan kepribadian
Ø  Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya;
Ø  Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasainya;
Ø  kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna tipe kepribadiannya;
Ø  kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positive maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepribadiannya yang relative definitive yang akan mewarnai hidupnya sampai dewasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skema: Kerangka Mental untuk Mengorganisasi dan Menggunakan Informasi Sosial

Perspektif Historis tentang Perilaku Abnormal

BIAS-BIAS DALAM PERSEPSI SOSIAL